"Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia." (Wahyu 19:7).
Kita tentu pernah mendengar atau mungkin malah ikut
melontarkan pikiran semacam ini: "Aku ingin Tuhan Yesus segera datang
kembali... setelah aku kawin, setelah aku sukses dalam karier dan kaya raya,
setelah aku beranak-cucu, atau (yang agak rohani) setelah dampak pelayananku
mendunia." Kenapa kedatangan kembali Yesus Kristus cenderung diasosiasikan
sebagai gangguan di tengah keasyikan aktivitas kita di dunia ini?
Paling tidak ada dua gambaran besar tentang kedatangan Tuhan
akhir zaman. Pertama, kedatangan-Nya seperti pencuri yang muncul mendadak pada
waktu malam. Dia datang untuk membawa penghakiman pada orang-orang yang hidup
dalam kegelapan. Dia datang secara tiba-tiba di tengah keasyikan mereka
menikmati hawa nafsu duniawi (lihat 1 Tesalonika 5:1-11).
Kedua, kedatangan-Nya seperti mempelai laki-laki yang
menjemput mempelai perempuan idamannya. Mempelai perempuan telah siap sedia,
menantikan dengan penuh gairah dan kerinduan. Kedatangan-Nya menjadi alasan
untuk menggelar suatu perayaan yang penuh sukacita, sorak-sorai, dan
kemenangan. Dunia telah dijatuhi hukuman, dan orang-orang kudus memerintah
bersama Dia dalam kekekalan (lihat Wahyu 19:1-10).
Jadi, bagaimana? Apakah Anda merasa "terganggu"
oleh gagasan tentang kedatangan-Nya kembali, atau sungguh-sungguh siap sedia
menantikannya? Sebagai orang kudus, entah kita meninggal dunia terlebih dahulu
entah kita menyambut kedatangan-Nya selagi masih hidup, kedatangan-Nya kembali
adalah sumber pengharapan dan sukacita.
PENGHARAPAN AKAN KEDATANGAN KEMBALI KRISTUS MEMBANGKITKAN
SUKACITA YANG MENGUATKAN KITA MENGHADAPI TANTANGAN HIDUP.
TUHAN Mengasihi, Memberkati & Menyertai selalu..
No comments:
Post a Comment